Senin, 26 April 2010

PRESENTASI STANDAR TIANSHI








Jika sakit atau cacat apakah memilih sedih dan berpangku tangan ataukah bangkit dan berbuat sesuatu.

Oleh: Agung Pribadi

Dalam Acara Kick Andy hari Jum;at 30 April 2010 Bpk Eko berkata, “Dengan saya mendapat musibah yaitu istri saya sakit lupus dan low vision. Justru saya bersyukur kepada Tuhan, karena kami berdua tambah saling mencintai.”

Jadi ketika ada musibah sakitpun bisa disyukuri bukan hanya mengeluh dan tidak berbuat apa-apa. Prof. Dr. KH Didin Hafidudhin menulis dalam bukunya bahwa ketika ia sakit ia justru merasakan nikmat persaudaraan dari murid-muridnya bauk di kampus maupun di pengajian.

Karena ia berobat di Malaysia ia juga jadi optimis karena ia menemukan orang-orang Melayu baik dari Malaysia maupun Indonesia juga pekerja keras dan bisa menjadi dokter-dokter hebat yang sama derajatnya dengan dokter-dokter dari Barat.bahkan ada yang melebihi.

Badiuzzaman Said Nursi, seorang intelektual asal Turki mengatakan bahwa salah satu penyebab Firaun jadi sombong dan mengaku Tuhan adalah karena seumur hidup ia tidak pernah sakit. Jadi salah satu hikmah sakit adalah menghindarkan kita dari kesombongan.

Lagipula jika kita sakit apakah itu bisa menjadi alasan untuk tidak sukses? Tidak! Rudi Hartono itu mempunyai penyakit jantung bawaan tapi dia mencatatkan rekor dunia sebagai satu-satunya orang yang pernah mnerebut gelar juara bulutangkis All England sebanyak 8 kali. Padahal prestasi itu diraih di dunia olahraga yang membutuhkan fisik prima. Jadi kalau di dunia kerja kantoran atau bisnis saya kira kita bisa jauh melebihi Rudi.

Louis Braille menemukan huruf Braille justru ketika ia sakit dan menjadi buta.
Josepj Pulitzer menjadi salah satu editor terbaik di Amerika justru setelah ia sakit dan menjadi buta. Jendral Sudirman memimpin perang gerilya dan mengalahkan Belanda justru ketika sakit paru-paru.

Doddy Boy Penalossa seorang juara tinju dunia dari Filipina yang kakinya pincang justru bisa mengalahkan Yani Hagler dari Indonesia dalam perebutan gelar juara dunia tinju tahun 1989.

Jadi tidak ada alasan sakit atau cacat sebagai penghalang ke arah kesuksesan. NO EXCUSE!





RENUNGAN TENTANG CINA DAN KITA
Oleh Isa Alamsyah
Ketika saya menghadiri pelatihan jurnalistik di kantor pusat TV NHK Jepang di Shibuya Tokyo, seorang pemberi materi mengungkap data CIA tentang Cina. Dari data tersebut terungkap analisa bagaimana dalam beberapa tahun ke depan Cina akan menjadi raksasa terkuat di dunia. Jika tidak ada perubahan mendasar, diperkirakan pada tahun 2040-an Cina akan mengalahkan Amerika Serikat baik secara ekonomi maupun pengaruhnya. Pada tahun 2060-an Cina akan mengalahkan Jepang secara ekonomi, teknologi, maupun kualitas barang. Bahkan mungkin bisa lebih cepat lagi.

Ada sebuah buku berjudul "Life without Made in China" yang hasilnya menyimpulkan tidak mungkin saat ini hidup tanpa produk Cina.

Rekan saya, seorang wartawan Istana teringat ketika pemimpin Cina datang 15 tahun lalu ke Indonesia. Wartawan Cina datang dengan kaos oblong dan sandal sampai dilarang meliput masuk ke istana negara di Jakarta. Wartawan indonesia samapai meminjamkan sepatu klarena kasihan.
Tapi kini mereka datang lagi dengan jas, kamera bagus, dan tingkat kesejahteraan yang tinggi.

Lalu bagaimana dengan kita? Kapan kita bangkit?

Tulisan Edi Tempos yang dikirim ke komunitas bisa! cukup sebagai salah satu renungan kita.
Silahkan simak.

Dunia kini diserbu made in china, dari pakaian, jam, hape dan semua alat rumah tangga yang menggunakan listrik. Seakan dunia harus berterimakasih kepada negeri Mao,- tapi sebaliknya juga perlu gelisa dengan serbuan made in china tersebut. Mengapa ?
China selalu muncul dengan persaingan plus 1. Misalnya dia membuat sejadah,- yang ditambahkan arah mata angin untuk menentukan titik kiblat. Misalnya lagi produk hape china, yang ditambahkan dengan fasilitas TV. Dan ini terus berkembang,- terus berinovasi. Sebagai bentuk persaingan bisnis di negerinya sendiri, selanjutnya meluas ke dunia. Dari sisi bentuk yang terlihat dengan kasat mata,- produk china juga tidak kalah menariknya, apalagi ditambah dengan teknologi,- produsen china terus melaju,- dengan persaingan yang sangat ketat. ciri bentuk persaingan produk china adalah price.
Produk keluaran china selalu mengedepankan persaingan harga murah, dan terjangkau oleh semua lapisan masyarakat. Akibat dari persaingan ini produk china perlu dipertanyakan dan diseleksi untuk menentukan keamanan, dan keselamatan bagi penggunanya.
Marilah kita senantiasa mengingatkan pemerintah kita, bahwa saat ini harga Hape sudah sangat murah, dan jauh diatas harga normal. Sebuah produk hape china yang sudah menggunakan merk lokal, saat ini disudut sudut kota jakarta di promosikan dengan harga 299 ribu rupiah. Atau sekitar 30 US. Bayangkan dengan 2 tahun lalu hape china rata-rata masih diatas 70 US,- ini terjadi penurunan harga yang luar biasa. Saya hanya mengingatkan dampak dari penurunan ini perlu juga dipikirkan standar keamanan dan keselamatan pemakainya. Misalnya dari sisi radiasi signal, dari kwalitas suara apakah berdampak pada pendengaran pemakai. Instansi yang terkait pada standarisasi mutu barang, seperti SNI, seperti deparpostel supaya lebih selektif didalam penentuan izin dan penerbitan rekomendasi bagi rakyat Indonesia,- terutama pada pemakaian jangka panjang. Produk lain yang perlu dicermati adalah alat memasak yang boros energi. Seperti alat pemanas air, alat masak nasi. Yang rata-rata menggunakan watt besar. Dari sisi harga memang sangat terjangkau oleh semua lapisan masyarakat. Misalnya alat rice cokkers hanya 80 ribu rupiah. Tapi cobalah hitung alat ini memerlukan watt besar. Dari jangka panjang justru alat ini menimbulkan pemborosan. Terutama pemakaian listrik jadi membengkak. Secara Nasional kalau tidak dibatasi peredaran alat ini akan semakin berdampat bagi devisit listrik nasional. Semoga pemerintah menyadari. semoga.....

Ditunggu komentarnya






SUKSES DENGAN MODAL KECIL


Apakah Mandra mempunyai peralatan film ketika mulai mendirikan Production House nya? Tidak ia meminjam kepada Rano Karno. Banyak dari kita yang mengeluh tidak punya modal ketika memulai usaha. Padahal Mandra yang sekarang mempunyai usaha Production House yang sukses memulainya dengan meminjam.

Apakah H. Suganda –seorang pengusaha krupuk yang sukses- mempunyai modal besar ketika memulai usahanya? Tidak! Ia memulai dengan modal seadanya dan pabriknya pun berada di rumahnya yang sempit dan masih ngontrak.

Berapa modal Haji Masagung seorang pengusaha sukses pendiri jaringan toko buku Gunung Agung? 50 sen! Ya memang 50 sen pada saat itu tahun 1940 tidak bisa dibandingkan dengan sekarang. Tapi tetap saja bisnis yang bisa dimulai saat itu adalah pedagang rokok asongan dengan modal 50 sen.

Jadi dengan modal kecil seseorang bisa sukses. Bahkan dengan modal meminjam.
Jadi tidak bisa “tidak punya modal” dijadikan alasan untuk tidak sukses

Tidak ada komentar:

Posting Komentar